Selamat datang di blog berbagi saya ini,
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman mengajar sang juara OSN 2021.
Nicholas sidik, siswa SMP Methodist - 2 Medan berhasil menjadi pemuncak lomba sains IPA se-Indonesia pada tahun pembelajaran 2020 / 2021. Bisa dicapai karena pengalaman belajar dan berlatih yang tidak kenal lelah. Selama dua tahun lebih berlatih menjawab soal dan belajar, tanpa sedikit pun kendur.
Bermula dari pertemanan saya dengan Bapaknya ( Nicholas - red ), di sekolah SMP Bodhicitta Medan Jl. Selam No. 39 - 41 Medan. Sejak tahun 2007, kami berdua dipilih dan ditetapkan oleh Bapak kepala sekolah SMP Bodhicitta Medan, Pak Alfian Salim.
Sebagai pembina siswa untuk dipersiapkan dalam berbagai event lomba sains - IPA.
Orang tua laki - laki Nicholas Sidik, Pak Siwan, merupakan guru Biologi di SMP Methodist - 2 Medan. Jadi sesungguhnya Nicholas adalah anak seorang guru. Saya dengan pak Siwan datang dari sekolah induk yang berbeda dan dipertemukan di SMP Bodhicitta Medan.
Selama kami berdua menjadi pembina dan sekaligus merangkap sebagai pelatih. Dimasa keemasan itu, kami berhasil melahirkan dua siswa Bodhicitta yang mumpuni, yakni Jose dan Elis yang. Dimasa inilah sekolah SMP Bodhicitta, mampu tampil memukau. Bahkan Jose berhasil melaju hingga tingkat Nasional, meski harus pulang setelah hanya berhasil finish di rangking 41 dari seluruh peserta se - Indonesia.
Belajar dari kekurangan kami dan evaluasi sistem pembinaan serta pelatihan yang kami lakukan. Kami mencoba bangkit dan mencari bibit - bibit muda pengganti Jose dan Elis Yang. Tetapi langkah kami harus terhenti, dikarenakan sistem dan jam pembelajaran di SMP Bodhicitta. Awalnya SMP Bodhicitta Medan masuk sore, berubah menjadi masuk pagi. Akhirnya kami berdua kembali ke sekolah induk masing - masing, saya kembali ke WR Supratman 2 Medan dan pak Siwan kembali ke SMP Methodist - 2 Medan.
Sekembalinya kami ke sekolah induk masing - masing, kami pun berpisah selama lebih kurang satu tahun secara tim. Kami membina siswa di sekolah kami masing - masing, prestasi kami gagal. Saya kekurangan tandem guru Biologi yang mempuni dan pak Siwan kekurangan tandem guru Fisika yang mumpuni.
Barang kali jodoh dan maut serta rezeki sudah ada yang mengatur, saya meyakini kalimat tersebut. Pak Siwan mengusulkan anak sulungnya, yakni Nicholas Sidik untuk kami latih bersama.
Bagi saya, usulan Pak Siwan tersebut sangat menyesakkan dada saya. Alasannya pak Siwan bersedia membayar jasa saya. Pada hal saya berteman dengan bapaknya, butuh atau tidak. Dua kata inilah yang menyesakkan saya, pasti anda sudah dapat menebak seperti apa dilema yang saya hadapi. Akan tetapi kuatnya keinginan pak Siwan untuk mempertaruhkan masa depan anak - anaknya.
Akhirnya, kami berdua memulai melatih Nicholas dengan intens tanpa kendor sedikit pun. Selama fase pelatihan, tingkat ketertarikan Nicholas luar biasa tinggi. perhitungan saya, pelatihan baru seumur jagung. Tetapi sejak Nicholas Sidik belajar dan berlatih, Nicholas sudah berhasil merajai lomba - lomba sains yang diadakan di Medan.
Berikut sekelumit foto yang menampilkan Nicholas sebagai penguasa lomba sains yang diadakan di Medan oleh sejumlah panitia.
untuk koleksi foto, lengkapnya anda dapat mengunjungi
Facebook : Tiger King Forest
Instagram : Tiger King Forest