A. Rangkaian
Arus searah
1) Alat ukuran Besaran Kuat Arus dan
Bedapotensial listrik
Mengukur Besaran Kuat Arus
Listrik (I)
Keterangan :
NJ = Nilai Jarum
NS = Nilai Saklar
NBM = Nilai Batas Maksimum
Alat ukur kuat arus listrik
disebut Amperemeter
dan memiliki nilai batas maksimum NBM :
|
|
|
|
|
Jika nilai batas maksimum (NBM)
yang digunakan adalah 50 dan nilai saklar yang digunakan 250 miliamper
(mA).
Penyelesaian :
Maka silahkan coba kerjakan dengan menggunakan NBM 10 dan NBM 250, dan tetap menggunakan nilai saklar (NS) 250 mA.
|
|
|
|
|
Contoh 02 :
(Menentukan nilai bedapotensial
dengan membaca alat ukur voltmeter)
Perhatikan gambar di bawah ini,
lalu tentukan nilai bedapotensial
listrik sesuai dengan laporan ilmiah. Jika
menggunakan nilai batas
maksimum (NBM) 250 dan nilai saklar 10 volt dc.
Maka silahkan coba kerjakan dengan
menggunakan NBM 10
dan NBM 50, dan tetap menggunakan nilai saklar (NS) 10 volt.
2)
Hukum ohm
“Kuat arus dalam suatu rangkaian sebanding dengan tegangan
pada ujung –
ujung rangkaian dan berbanding terbalik
dengan hambatan rangkaian”.
Kode
warna :
Resistor ada dua model, resistor
tetap (fixed resistor)
dan resistor
tidak tetap (variable resistor).
Yang
dimaksudkan model di sini adalah nilai-nya,
ada resistor yang bernilai tetap
dan ada resistor
yang bernilai tidak tetap.
Untuk resistor yang bernilai
tetap biasanya menggunakan
kode warna, ada yang memiliki empat kode warna dan
lima kode warna. Namun disini kita hanya membahas resistor yang
memiliki empat
kode warna.
Contoh
03 :
(Menentukan nilai resistor berasarkan kode warna)
Misalkan sebuah resistor memiliki
kode warna
Merah – Merah – Merah – Emas.
Maka nilai resistor tersebut adalah …
Resistor tidak tetap (Variable
Resistor) :
Potensiometer 50K
Jika pada 50K pada potensiometer,
nilai resistor
berubah dari 0 Ω (minimum) hingga
nilai 50 kΩ (maksimum).
3)
Hambatan Jenis
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Bijak sesuai dengan semangat kemajuan yang membangun Blog ini dan Jangan keluar dari topik