This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 28 Juni 2023

Materi dan Perubahannya (2)

      Daftar Isi :
      B. Penggolongan Materi 
        1. Zat Tunggal 
        2. Campuran 
            2.1 Sifat Campuran 
            2.2 Jenis - jenis campuran 
        3. Pemisahan campuran
        4. Kadar zat dalam campuran 
        5. Hukum Dasar Materi  
      C. Partikel - Partikel Materi 
        1. Atom 
        2. Molekul 
        3. Ion 

B. Penggolongan Materi
    
    1 

1. Zat tunggal

 

Zat tunggal adalah materi yang susunannya homogen 
dengan sifat kimia yang sama. Dari diagram terlihat 
bahwa yang termasuk dalam golongan ini yaitu, unsur 
dan senyawa.
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan 
lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi 
kimia biasa. Contohnya oksigen, hidrogen, nitrogen, dan 
besi.
Senyawa adalah zat yang dengan reaksi kimia biasa 
dapat diuraikan menjadi dua atau lebih zat yang lebih 
sederhana. Zat penyusun senyawa mempunyai 
perbandingan tertentu. 
Contoh senyawa, karbon dioksida, air, garam dapur, 
dan asam asetat. 

 

2. Campuran

 

Campuran adalah materi yang tersusun oleh dua atau lebih 
macam zat yang masih mempunyai sifat asalnya. 
Campuran dibedakan menjadi dua yaitu campuran 
homogen (larutan) dan campuran heterogen (campuran).

Larutan adalah campuran yang tiap bagiannya mengandung 

jumlah zat terlarut yang sama besar. Contohnya larutan gula, 

dan larutan asam cuka.  Campuran adalah campuran 

yang tiap bagiannya mengandung zat terlarut dengan 

jumlah yang tidak sama. Contohnya air selokan dan 

minuman kopi.


          2.1.  Sifat campuran

 

Campuran memiliki sifat – sifat sebagai berikut.

a.  Terdiri dari dua jenis atau lebih zat tunggal

b.  Komposisi zat penyusunnya tidak tetap

c.   Masih mempunyai sifat zat asal

d.  Dapat dipisahkan dengan penyaringan

dan penyulingan (secara fisis)

 

          2.2.  Jenis – jenis campuran

 

Campuran digolongkan menjadi tiga, yaitu larutan, suspensi

dan koloid.

Larutan adalah campuran yang homogen. Larutan juga 

dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

-     Larutan gas, misalnya udara dan gas alam

-     Larutan cair, misalnya air garam, air gula, dan air soda.

-     Larutan padat, misalnya logam campuran (aloy) 

    dari emas dan perak

 

Suspensi adalah campuran kasar. Ukuran partikel tersuspensi 

lebih besar dari pada ukuran partikel dalam larutan (100 nm) 

dan merupakan sistem multifase.

Contoh suspensi : kanji dengan air dan air sungai yang keruh.

 

Koloid adalah campuran yang terletak antara larutan dan 

suspensi jika dilihat dari ukuran partikelnya (antara 1 – 100 nm). 

Contoh :susu, santan, kabut, dan jeli. 

 

3.      Pemisahan campuran

 

Pemisahan campuran yang dilakukan secara fisis ini 

didasarkan pada sifat, perbedaan ukuran partikelnya, 

atau pun perbedaan titik didih.


Cara pemisahan campuran meliputi : 

a. penyaringan (filtrasi), 

b. pengkristalan (kristalisasi), 

c. penyulingan (distilasi), 

d. sublimasi, dan 

e. kromatografi.


a.  Penyaringan (filtrasi)

Pemisahan ini didasari pada perbedaan ukuran 

partikel. Penyaringan digunakan untuk memisahkan 

zat padat dari suatu suspensi. Pada proses penyaringan 

digunakan penyaring (filter) yaitu, bahan yang berpori 

dan dapat dilewati partikel – partikel berukuran kecil. 

Tetapi menahan partikel yang berukuran lebih besar.

  

b.  Pengkristalan (kristalisasi)

Pengkristalan merupakan cara pemisahan zat padat dari 

larutannya dengan cara menguapkan pelarutnya. 

Contoh, pembuatan garam dapur dengan cara menguapkan 

air laut. Pemisahan garam dilakukan dengan pengkristalan 

ulang (kristalisasi).

 

c.  Penyulingan (distilasi)

Pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan 

perbedaan titik didihnya dapat dilakukan dengan cara 

penyulingan. 

Contoh pemisahan fraksi – fraksi pada minyak bumi 

(bensin, kerosin, solar, dan lain – lain).

 

d.  Sublimasi

Pemisahan (pemurnian) dengan cara ini dilakukan 

terhadap zat yang dapat menyublim. 

Contoh, pemurnian iodin (iodin diuapkan, 

kemudian uap dikristalkan), pemurnian kafein, 

dan pemurnian naftalena.

 

e.  Kromatografi

Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan koefisien difusi 

(kecepatan perembesan) dari zat – zat dalam medium tertentu. 

Kromatografi yang paling sederhana adalah kromatografi 

kertas. 

Contoh, pemisahan zat warna pada tinta.

 

 

4.      Kadar zat dalam campuran

 

Susunan zat – zat dalam campuran dapat dinyatakan dalam kadar 

dari zat – zat yang membentuk campuran itu.

 

a.  Persen berat

Persen berat menyatakan jumlah (gram) masa komponen 

(untuk zat padat) dalam 100 gram campuran.


2


b.  Persen volume

Persen volum menyatakan jumlah volum (mL) komponen 

dalam 100 mL campuran. Persen volum biasa digunakan 

untuk campuran zat cair atau gas.


3


c.  Kadar dalam berat per volume

Menyatakan berat zat terlarut dalam satuan volume 

campuran untuk komponen padat dalam cairan atau gas. 

Contoh, kadar besi dalam air minum 0,3 mg/L.

 

d.  Bagian per juta (bpj)

Bagian per satu juta sering dibuat ke dalam satuan 

ppm = part per milion.

 

Satuan bpj dalam besaran volume


4


Satuan bpj dalam besaran massa


5  


5.      Hukum – hukum dasar Materi 

a.  Hukum kekekalan massa (Hukum Lavoiser)

“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi tetap sama”

 

Contoh : (reaksi tembaga dan belerang)


6


 

 

b.  Hukum perbandingan tetap (Hukum Prost)

“Perbandingan massa unsur – unsur dalam senyawa adalah 

tetap”.


Contoh : 

air H2O tersusun dari hidrogen dan oksigen dengan 

perbandingan H : O = 1 : 8.

 

  

C. Partikel – partikel Materi

Materi tersusun dari partikel – partikel yang dapat berbentuk atom, 

molekul, atau ion.

 

1. Atom

Atom merupakan partikel terkecil dari suatu unsur yang masih 

mempunyai sifat – sifat unsurnya. Teori atom menurut 

John Dalton (1766 – 1844), 


a.  Atom merupakan partikel terkecil penyusun suatu zat

b.  Unsur adalah materi yang terdiri dari atom – atom sejenis

c.   Atom – atom suatu unsur adalah identik, tetapi berbeda dari 

    atom unsur lain.

d.  Senyawa adalah materi yang terdiri dari dua jenis atau 

    lebih atom dengan perbandingan tertentu.

 

2. Molekul

Molekul adalah dua atau lebih atom yang sama atau berbeda 

bergabung dengan perbandingan tertentu.

 

Contoh : ( Reaksi oksigen dengan hidrogen )

 

ó H2 + O2 2H2O


7

 


3. Ion

Ion adalah atom atau gugus atom (kumpulan atom) yang 

bermuatan listrik. Ion positip (kation) dan ion negatip (anion).

 

Contoh :

Ion positip = Na+ , Ca2+ , Al3+ , dan NH4+

Ion negatip = Cl  , SO42 – , dan PO43 –  

 

 


Materi dan Perubahannya (3)



Daftar Isi : 
1. Lambang Unsur 
2. Rumus Kimia 
3. Bilangan Oksidasi (BO) 

D. LAMBANG UNSUR

 

1.  Lambang Unsur

Lambang unsur diturunkan dari nama unsur itu berdasarkan 

aturan yang telah ditetapkan.


1 

 

dimana

Z = nomor atom = jumlah proton

X = lambang unsur

A = nomor massa atom

   = jumlah proton + jumlah neutron

 

Aturan penulisan lambang unsur sebagai berikut :

·   Atom dengan lambang satu huruf diambil dari huruf pertama 
    nama ilmiah unsur yang bersangkutan dan ditulis dengan 
    huruf kapital (huruf besar).

 

Contoh :

Hidrogen H

Oksigen O

Karbon C

Nitrogen N

 

·  Atom dengan lambang dua huruf

 

Huruf Pertama,

Diambil dari huruf pertama nama ilmiah unsur yang 
bersangkutan dan dituliskan menggunakan huruf kapital 
(huruf besar)

 

Huruf Kedua,

Diambil dari salah satu huruf nama ilmiah unsur yang 
bersangkutan dan dituliskan dengan huruf kecil.

 

Contoh :

    Aluminium Al

    Magnesium Mg

    Cobalt Co

    Plumbum Pb


Berikut tabel beberapa atom unsur jenis logam dan 
Non – logam.


Tabel 1. Unsur Logam

Tabel 1. Unsur Logam




















 

 

    Tabel 2. Unsur Non – Logam

    

    Tabel 2. Unsur Non – Logam

  


 

2.  Rumus Kimia

Rumus kimia suatu zat menyatakan jenis dan jumlah relatif 

atom – atom yang terdapat dalam suatu zat.

 

Rumus molekul (RM) 

adalah rumus kimia yang menyatakan 

jenis dan jumlah atom yang menyusun suatu molekul.

 

 

Contoh : H2O (air)

Tiap molekul air terdiri dari 2 atom H dan 1 atom O

 

Contoh : C6H12O6 (glukosa)

Tiap molekul glukosa terdiri dari 6 atom C, 12 atom H, 

dan 6 atom O.

 

Rumus Emperis (RE) 

adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling 

sederhana antara jumlah atom dalam suatu zat.

 

Contoh :

Air H2O H2O

Glukosa C6H12O6 → RE – nya CH2O

 

3.  Bilangan Oksidasi (BO)

Bilangan oksidasi adalah bilangan yang diberikan pada suatu 

unsur menurut aturan tertentu untuk menyatakan tingkat 

oksidasi. Bilangan oksidasi (BO) suatu unsur pada senyawa 

pada umumnya sama dengan jumlah elektron yang dilepas atau 

diserap.

 

Aturan penentuan BO

 

a.  Unsur bebas dan molekul beratom sejenis memiliki bilangan 

    oksidasi sama dengan nol (BO = 0).

Contoh :

Natrium, Na

Besi, Fe

Nitrogen, N2

Hidrogen, H2

Oksigen, O2

 

b.  Flourin unsur yang paling elektronegatif, memiliki bilangan 

    oksidasi – 1 pada setiap senyawanya.

 

c.   Bilangan oksidasi logam selalu positip

Contoh :

golongan IA, memiliki BO +1

Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr

 

d.  Bilangan oksidasi unsur dalam suatu ion tunggal sama dengan 

    muatannya.

Contoh :

Ion Calsium, Ca2+ memiliki BO = +2

Ion Aluminium, Al3+ memiliki BO = +3

 

 

e.  Bilangan oksidasi H umumnya +1, kecuali dalam 

    senyawa hidrida (senyawa antara unsur logam dengan 

    hidrogen). H memiliki bilangan oksidasi – 1. 

    Contoh : pada senyawa NaH, BaH2 dan lainnya.

 

f.    Bilangan oksidasi O umumnya – 2, kecuali

·        Dalam senyawa F2O, bilangan oksidasi O = + 2

·        Dalam Peroksida(misalnya H2O dan Na2O2), 

        bilangan oksidasi O = – 1.

·        Dalam senyawa superoksida(misalnya K2O) 

        bilangan oksidasi O = – 2.

 

g.  Jumlah bilangan oksidasi unsur – unsur dalam senyawa 

    sama dengan nol.

Contoh :

Senyawa Cu(NO3)2 memiliki BO = 0.

(1xBO Cu + 2xBO N + 6xBO O) = 0

 

h.  Jumlah bilangan oksidasi unsur – unsur dalam suatu 

    poliatom sama dengan muatannya.

Contoh :

Senyawa Cr2O72-  memiliki BO = – 2

(2xBO Cr + 7xBO O) = – 2