Contoh 04 :
Materi ajar, Soal latihan, soal dan pembahasan fisika, kimia, dan matematika untuk tingkatan SMP dan SMA. Pembahasan soal - soal UAS dan soal - soal masuk PTN. Materi ajar untuk persiapan lomba Sains - IPA untuk tingkatan SMP, soal dan pembahasannya. Materi ajar dan pembahasan soal lomba olimpiade Matematika, Fisika, dan Kimia untuk tingkatan SMA baik level OSK, OSP maupun level nasional
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Contoh 04 :
b. Penyelesaian, Himpunan Penyelesaian, Grafik
(1) Penyelesaian pertidaksamaan LSV
Penyelesaian pertidaksamaan LSV memuat bialangan pengganti variabel yang membuat pertidaksamaan LSV menjadi kalimat tertutup bernilai benar.
(2) Himpunan pertidaksamaan LSV
Memuat semua bilangan pengganti variabel yang membuat pertidaksamaan LSV menjadi kalimat tertutup yang benar.
(3) Grafik penyelesaian pertidaksamaan LSV
Garis bilangan yang menunjukkan nilai – nilai variabel yang memenuhi pertidaksamaan tersebut.
B. Konsep dan Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel ( PLSV )
Ilustrasi :
Jembatan Suramadu merupakan jembatan yang menghubungan kota Surabaya dengan pulau Madura. Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang kedua di Indonesia setelah jembatan Martadipura. Jika panjang jembatan Martadipura dijumlahkan dengan panjang jembatan Suramadu, hasilnya 20,7 km. Dan jika diketahui panjang jembatan Martadipura 15,3 km.
Maka kalimat matematika (kalimat terbuka atau kalimat tertutup)
Misalkan :
Panjang jembatan Suramadu = x
Panjang jembatan Martadipura = 15,3 km
Maka kalimat terbukanya :
1. Persamaan PLSV
Persamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan hubungan (relasi) sama dengan (=).
Contoh :
2. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
(a) Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) = persamaan yang hanya memuat satu variabel dan pangkat tertinggi variabelnya adalah satu.
Bentuk Umum, BU : ax + b = 0
Dimana :
1) P + 6 = 10 (merupakan PLSV, variabelnya P)
2) 2y – 18 = 12 (merupakan PLSV, variabelnya y )
3) 2x + y = 8 ( bukan merupakan PLSV karena ada dua variabel x dan y )
4) (bukan merupakan PLSV, karena x ada pangkat dua )
(b) Penyelesaian, Himpunan Penyelesaian, dan Grafik Penyelesaian PLSV.
a. Penyelesaian persamaan linear satu variabel (PLSV) merupakan bilangan pengganti variabel
b. Himpunan penyelesaian PLSV merupakan himpunan semua bilangan pengganti variabel.
c. Grafik penyelesaian PLSV adalah grafik yang menunjukkan penyelesaian persamaan PLSV berbentuk garis bilangan yang ditandai dengan noktah besar pada bilangan real.
Tentukan penyelesaian p + 6 = 10
Pembahasan :
3. Persamaan yang Ekuivalen
a. Persamaan yang Ekuivalen
Persamaan yang memiliki nilai penyelesaian yang sama
Contoh :
Tentukan nilai x pada persamaan berikut :
a. 2x + 5 = 7
b. 2x = 2
Pembahasan :
Bagian a)
Bagian b)
Kedua kalimat terbuka a) dan b) memiliki penyelesaian yang sama, yakni sama – sama x = 1.
Maka kedua persamaan disebut ekuivalen.
b. Keekuivalen pada PLSV
Suatu persamaan mempunyai dua ruas, yaitu ruas kiri dan kanan yang dipisahkan oleh tanda sama dengan (=).
4. Menentukan Penyelesaian PLSV
Penyelesaian PLSV dapat ditentukan dengan dua cara, yakni cara subsitusi dan menggunakan sifat keekuivalenan persamaan.
a) Subsitusi
Contoh : 2x + 1 = 5
b) Sifat keekuivalenan persamaan
Contoh : 2x + 1 = 5
Contoh dan Pembahasan
Contoh 01
Tentukan penyelesaian persamaan berikut :
a. X – 7 = 3
b. 6 – x = 2
c. X – 2 = 8 – x
Pembahasan :
Bagian a)
ó x - 7 + 7 = 3 + 7
ó x – 0 = 10
ó x = 10
Bagian b)
ó 6 – x = 2
ó 6 – x – 6 = 2 – 6
ó - x = - 4, x = 4
Bagian c)
ó x – 2 = 8 – x
ó x + x = 8 + 2
ó 2x = 10
ó x = 5
Contoh 02
Tentukan penyelesaian persamaan berikut menggunakan sifat keekuivalenan persamaan.
a) 2x + 3 = 7
Pembahasan :
Bagian a)
ó 2x + 3 = 7
ó 2x + 3 (– 3) = 7 – 3
ó 2x = 4
ó x = 2
Bagian b)
Contoh 03
Sebuah bus berangkat dari sebuah terminal dari kota A dengan banyak penumpang mula – mula 25 orang. Dalam perjalanan, naik beberapa orang penumpang dan turun 15 orang penumpang. Sesampainya di terminal tujuan kota B, semua penumpang yang berjumlah 40 orang turun. Tentukan banyaknya penumpang yang naik
Pembahasan :
Misalkan jumlah penumpang yang naik = Q
Maka,
Pada contoh kasus di atas dapat ditentukan nilai kebenaran kalimat ( baik kalimat biasa maupun kalimat matematika). Berarti, contoh kasus pada tabel di atas merupakan kalimat tertutup, sebab kebenaran kalimatnya dapat ditentukan kebenarannya.
2. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya. Suatu kalimat matematika yang masih memuat variabel (peubah) merupakan kalimat terbuka karena nilai kebenarannya belum dapat ditentuka.
Contoh :
a) 2 + 3a = 10 adalah kalimat terbuka dengan variabel a
b) 3p + 4 = 12 adalah kalimat terbuka dengan variabel p
c) “Anak itu bersekolah di SMPN 1 Yogyakarta” merupakan kalimat terbuka dengan variabel “anak itu”.
3. Penyelesaian kalimat Terbuka
Kalimat terbuka akan mempunyai nilai kebenaran (menjadi kalimat tertutup) jika variabel pada kalimat terbuka diganti dengan sebuah bilangan atau objek tertentu. Dan pengganti variabel yang memuat kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup bernilai benar disebut “penyelesaian”. Himpunan dari semua penyelesaian kalimat terbuka disebut “himpunan penyelesaian”.
Contoh :
Perhatikan kalimat terbuka x + 2 < 4 untuk nilai – nilai x = 0,1,2
· Jika x diganti dengan bilangan 0, maka akan diperoleh kalimat “0 + 2 < 4”, yang merupakan kalimat tertutup bernilai benar.
· Jika x diganti dengan bilangan 1, maka akan diperoleh kalimat “1 + 2 < 4” , yang merupakan kalimat tertutup bernilai benar.
· Jika x diganti dengan bilangan 2, maka akan diperoleh kalimat “2 + 2 < 4”, yang merupakan kalimat tertutup bernilai salah.
Cara penyelesaian di atas akan menghasilkan himpunan penyelesaian x = 0 dan x = 1. Jadi dapat kita tuliskan himpunan penyelesaiannya adalah { 0,1}.
Contoh 01 (kalimat Terbuka dan kalimat Tertutup)
Tentukan kalimat – kalimat berikut ini termasuk kalimat terbuka atau kalimat tertutup.
a. Semarang adalah ibu kota provinsi Jawa Timur
b. Hewan itu termasuk bangsa unggas
c. Hasil perkalian 2 dan 5 adalah 10
d. 84 : 4 = 24
e. 2k + 20 = 26
Bagian b)
Hewan itu termasuk bangsa unggas merupakan kalimat terbuka, sebab tidak kita ketahui hewan yang dimaksud.
Bagian c)
Hasil perkalian 2 dan 5 adalah 10 merupakan kalimat tertutup yang bernilai benar.
Bagian d)
84 : 4 = 24 merupakan kalimat tertutup bernilai salah.
Bagian e)
2k + 20 = 26 merupakan kalimat terbuka yang kebenaran belum dapat ditentukan. Sebab kalimat tersebut memiliki variabel “k”.
Contoh 02 (membuat kalimat terbuka)
Buatlah kalimat terbuka dalam variabel x dari permasalahan berikut.
a) Uang sebesar Rp 100.000,00 sebagian digunakan untuk membeli obat,
lalu uang yang tersisa dibagikan kepada 3 anak. Setiap anak memperoleh Rp 22.000,00
b) Kelereng Doni 2 kali lebih banyak dari pada kelereng Kino.
Jika Doni memberikan 12 kelerengnya kepada Kino, kelereng mereka akan sama banyak
c) Lima lebihnya dari suatu bilangan adalah 12
d) Empat kali suatu bilangan ditambah – 2 hasilnya kurang dari 4
Pembahasan :
Bagian a)
Misalkan uang untuk membeli obat = x
Uang tersisa = uang mula – mula dikurangi uang membeli obat
Uang tersisa = Rp 100.000 – x
Kemudian sisa uang dibagikan kepada ketiga anak sebesar Rp 22.000
Bagian b)
Misalkan banyak kelereng kino = P
Banyak kelereng Doni = 2 x kelereng Kino
Banyak Kelereng Doni = 2P
Jika Doni memberikan 12 kelerengnya kepada Kino, lalu kelereng mereka akan sama banyak. Maka kelereng Doni berkurang 12 butir dan kelereng Kino bertambah 12 butir sehingga kelereng mereka sama banyak.
Kelereng Doni – 12 = kelereng Kino + 12
2P – 12 = P + 12
Bagian c)
Misalkan bilangan yang dimaksud = x
X + 5 = 12
Bagian d)
Misalkan bilangan yang dimaksud = P
Jadi :
4 x bilangan yang dimaksud + ( – 2 ) < 4
4P + (– 2) < 4
4P – 2 < 4