LARUTAN ASAM – BASA

Kompetensi Dasar :
·           Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan
      kesetimbangan pengionannya dalam larutan.

·           Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator 

      yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan.

 

Nama Sekolah     :
Tahun Pelajaran   :
Semester            :
Kelas                  : XI – MIPA
Bahan Ajar          : Larutan Asam – Basa
Hari/tanggal        :
Pertemuan          : ke - …

 

Daftar Isi :
1.   Perkembangan Teori Asam – Basa
1.1.    Teori Asam – Basa Arrhenius
1.2.    Teori Asam – Basa Bronsted – Lowry
1.3.    Teori Asam – Basa Lewis  
2.   Indikator Asam dan Basa
3.   Kekuatan Asam dan Basa
3.1.    Asam Kuat
3.2.    Asam Lemah
3.3.    Basa Kuat
3.4.    Basa Lemah  
4.   Derajat Disosiasi dan pH Asam – Basa
4.1.    Derajat Disosiasi ( )
4.2.    pH
 
Pertemuan ke – 1 (satu)
 
1.   Perkembangan Teori Asam – Basa
1.1.  Teori Asam – Basa Arrhenius
 
Arrhenius mengemukakan teori mengenai asam dan basa sebagai berikut.

·          Asam zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan 

     ion H+.

·          Basa zat yang jika dilarutkan dalam air akan 

     menghasilkan ion OH - .

 
1.2.  Teori Asam – Basa Bronsted – Lowry
 
Teori asam dan basa yang dikemukakan menurut Brosted – Lowry sebagai berikut.

·          Asam adalah suatu zat yang dapat memberikan proton 

    (donor ion H+).

·          Basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton 

    (akseptor ion H+) dan akan membentuk asam konjugasi.

 
Kelebihan
a.    Menjelaskan sifat asam – basa zat pada pelarut dan 
    larutan selain air, bahkan tanpa pelarut.
b.   Menjelaskan sifat asam – basa kation dan anion.
c.    Menjelaskan zat yang bersifat amfoter/amfiprotik
    (dapat berupa asam atau basa)
 
Kelemahan
Kelemahan teori asam – basa Bronsted – Lowry adalah tidak dapat menjelaskan sifat asam – basa yang tidak melibatkan transfer proton.
 
1.3.  Teori Asam – Basa Lewis
 
Lewis mengemukakan teori Asam – Basa sebagai berikut.
·     Asam adalah akseptor (penerima) pasangan elektron.
·     Basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron.  
 
Kelebihan

a.    Menjelaskan sifat asam – basa yang tidak melibatkan 

    transfer proton.
b.   Menjelaskan sifat asam – basa oksida asam dan 
    oksida basa.
c.    Menjelaskan sifat asam – basa senyawa yang memiliki 
    pasangan elektron bebas.
d.   Menjelaskan sifat asam – basa senyawa organik, 
    seperti protein dan DNA.
 
Kelemahan
a.    Hanya dapat menjelaskan sifat asam – basa zat atau ion 
    yang mencapai kaidah oktet.
b.   Hanya dapat menjelaskan sifat asam – basa senyawa 
    kovalen.
 
2.   Indikator Asam dan Basa
 
Indikator Asam dan Basa adalah zat yang digunakan untuk mengindentifikasi sifat asam – basa suatu larutan atau zat. Indikator asam – basa yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
a.    Mengalami perubahan warna yang jelas ketika 
    ditetesi asam atau basa.
b.   Indikator bahan alam berupa ekstrak warna dari bunga 
    berwarna terang atau menyala.
 
3.   Kekuatan Asam dan Basa
3.1.  Asam Kuat

 

Asam kuat terionisasi sempurna dalam air ( = 1). Jumlah mol zat yang terionisasi sama dengan jumlah mol mula – mula.
 
[H+] = konsentrasi asam kuat x valensi asam kuat

gambar rumus asam kuat

3.2.  Asam Lemah
 
Asam lemah terionisasi sebagian dalam air ( < 1). Hanya sebagian asam lemah membentuk ion. Ionisasi asam  lemah merupakan reaksi kesetimbangan.

 

Catatan,
Tetapan kesetimbangan air Kw pada suhu 250C adalah 10 – 14
Kw = [H+][OH - ]

gambar rumus asam lemah


 

 

 


Keterangan :
[H+] = ionisasi asam lemah
Ma = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan asam lemah
 
3.3.  Basa Kuat
 
Basa kuat terionisasi sempurna dalam air ( = 1). Jumlah mol zat yang terionisasi sama dengan jumlah mol zat mula – mula. 

gambar rumus basa kuat

Keterangan :
[OH -] = ionisasi basa
Mb = konsentrasi basa
b = valensi basa kuat
 
3.4.  Basa Lemah

Basa lemah terionisasi sebagian dalam air ( < 1). Hanya sebagian basa lemah yang membentuk ion.

gambar rumus basa lemah

Keterangan
[OH -] = ionisasi basa lemah
Mb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan basa lemah
 
Nilai untuk asam lemah

1

Nilai untuk basa lemah

2


4.   Derajat Disosiasi dan pH Asam – Basa
 
4.1.  Derajat Disosiasi ()
 
Derajat disosiasi menunjukkan banyaknya ion H +  dan OHyang dihasilkan dibandingkan dengan senyawa dalam larutannya. Nilai derajat disosiasi antara 0 dan 1.



4.2.  pH
 
Angka pH suatu larutan menyatakan tingkat atau derajat keasaman larutan :
 
pH = - log [H+]  
 
pada larutan basa yang mengandung ion OH berlaku :
 
pOH = - log [OH - ]
 
Hubungan pH dan pOH dilihat dari nilai pKw = 14, maka :
 
pH + pOH = 14
 
Contoh : 1
Hitunglah konsentrasi ion H+ dan ion OHberikut.
a.    Larutan HCl 0,1 M
b.   100 mL larutan Mg(OH)2 5 x 10 – 5 M
c.    Larutan HF 0,1M Ka = 4 x 10 – 7.
d.   Larutan NH4OH 0,1M Kb = 10 – 7 .
 
Pembahasan :
 
Bagian a
 
HCl H+  + Cl -
 
ó [H+] = Ma x a
ó [H+] = 0,1 x 1
ó [H+] = 0,1 M
 
Bagian b
 
Mg(OH)2 Mg2+ + 2OH -
 
ó [OH-] = Mb x b
ó [OH-] = 5.10 – 5  x 2
ó [OH-] = 10 – 4 M
 
Bagian c
 
HF H+ + F

bagian c






Bagian d

bagian d






Contoh : 2
Hitunglah pH larutan berikut
a.    Larutan Ba(OH)2 0,005 M
b.   Larutan CH3COOH 1,0 M (Ka = 10 – 6)
 
Pembahasan
 
Bagian a
 
Ba(OH)2   Ba2+ + 2OH
 
ó [OH-] = b x Mb
ó [OH-] = 2 x 0,005
ó [OH-] = 0,01
ó [OH-] = 10 – 2
 
Maka nilai pOH dapat dihitung
ó pOH = - log [OH -]
ó pOH = - log 10 – 2
ó pOH = 2
 
Akhirnya nilai pH dapat dihitung.
ó pH = 14 – pOH
ó pH = 14 – 2
ó pH = 12
 
Bagian b
 
CH3COOH CH3COO -  + H+


Maka nilai pH
ó pH = - log [H+]
ó pH = - log 10 – 3
ó pH = 3

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar dengan Bijak sesuai dengan semangat kemajuan yang membangun Blog ini dan Jangan keluar dari topik