PERTEMUAN - 1 BILANGAN DIGITAL

Selamat datang diblog saya, Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi materi ajar Sistem Bilangan Digital. Pengalaman berbagi ini saya jadikan materi Pertemuan - 1 di kelas XII - MIPA. Semoga pengalaman berbagi ini memberikan manfaat buat kita semua, Terima kasih. 

Daftar Isi :  
A. Pendahuluan 
B. Bilangan Digital 
    1. Bilangan Biner 
    2. Bilangan Octal 
    3. Bilangan Hexadesimal 
    4. Bilangan Gray 

SISTEM BILANGAN DIGITAL

 

A.  PENDAHULUAN

 

Elektronika digital bermula pada saat manusia pertama kali belajar mencacah, belajar mengkaitkan nama – nama bilangan dengan objek – objek dalam satu kelompok. Kebanyakan pencacahan dilakukan dengan jari (digit), dan dengan alasan ini nama – nama bilangan dasar (satu, dua, tiga, …) dikenal sebagai angka (digit).

Penemuan bilangan – bilangan mengarah kepada aritmatika serta semua jenis peranti penghitung seperti abascus (sempoa), batang napier (mistar hitung), dan kalkulator Pascal (mesin penjumlah pertama). Penemuan – penemuan ini mengarah pada suatu pemecahan masalah dengan pemanfaatan logika agar diperoleh kesimpulan – kesimpulan logika.

Metoda logika tersebut berkembang pesat pada abad kesembilan belas dengan bermunculan penemuan – penemuan rangkaian digital seperti komputer generasi pertama yang menggunakan tabung hampa.

Dalam perkembangan selanjutnya, terjadilah kesepakatan secara internasional dalam penggunaan logika nol “0” dan logika satu “1”. Sehingga disimpulkan rangkaian digital sebagai rangkaian elektronika yang hanya mengenal dua keadaan nilai pada bagian input maupun bagian output yaitu, keadaan nilai rendah (0) dan keadaan nilai tinggi (1).

 

B.  BILANGAN DIGITAL

Sistem bilangan tidak lain dari suatu sandi. Bagi masing – masing kuantitas yang berlainan, terdapat suatu lambang yang diberikan. Setelah menghafalkan sandi yang bersangkutan, kita dapat mencacah, dan hal ini mengarah kepada aritmatika maupun matematika yang lebih tinggi.

Dalam sistem digital dikenal beberapa sistem bilangan yang mana pada operasi digital ke semua sistem bilangan itu harus dikonversikan ke sistem bilangan biner.

 

1.   Bilangan Biner

Bilangan Biner ialah suatu sandi yang hanya menggunakan dua buah lambang dasar yakni, satu “1” dan nol “0”.

Bit merupakan singkatan dari bilangan digit. Misalkan bilangan biner disajikan dalam bentuk 1101, maka bilangan biner tersebut dinyatakan bilangan biner dengan 4 bit. Dan jika bilangan biner 111010, maka bilangan biner tersebut dinyatakan bilangan biner 6 bit. Demikian seterusnya hingga kita mengenal istilah bilangan dengan istilan 8 – byte (8 bit) atau 16 – byte (16 bit).

Bilangan desimal terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Bilangan desimal ini dapat dikonversikan ke dalam sistem bilangan biner. Hasil konversi antara bilangan desimal ke bilangan biner dapat kita lihat dalam tabel berikut ini.

 
Tabel konversi bilangan desimal ke bilangan biner ditampilkan dalam bentuk 4 bit.

 

Tabel konversi Desimal – Biner

TABEL DESIMAL - BINER


 

Tabel di atas dapat kita lengkapi dengan cara berikut,

 

Contoh 1 : konversi 910 = ….2.

 

Pembahasan :

            
COONTOH 1


Contoh 2 : konversi 710 = ….2.

 

Pembahasan :


CONTOH 2


 

Contoh 3 : konversi 810 = …2.

 

Pembahasan :


CONTOH 3

 


Berikut beberapa contoh Desimal – Biner

 

Contoh 4 : konversikanlah (25,25)10 = … 2

 

Pembahasan :

 

Langkah pertama, kita selesaikan terlebih dahulu bilangan bulatnya.


 

CONTOH 4A

 Langkah kedua, kita selesaikan kemudian bilangan pecahannya


 

CONTOH 4B



Langkah ketiga, kedua hasil perhitungan kita gabungkan menjadi satu.


CONTOH 4C


 

Contoh 5 : konversikan (50,50)10 = …2

 

Pembahasan :

 

Langkah pertama, pisahkan penyelesaian bilangan bulatnya dengan pecahan desimalnya.


contoh 5

 

Langkah kedua, selesaikan pecahan desimalnya


contoh 5b

 

Langkah ketiga, gabungkan kedua nilai di atas

 

contoh 5c
 

 

Contoh kebalikan Biner – Desimal

 

Contoh 6 :

Konversikan nilai biner berikut menjadi nilai desimal

a)   10002 = …

b)   110012 = …

c)   11001,012 = …

 

Pembahasan :

 

Bagian a)

 

ó 10002 = 1x23 + 0x22 + 0x21 + 0x20.

ó 10002 =   8   +   0   +   0   +   0

ó 10002 = 8

 

 

Bagian b)

ó 110012 = 1x24 + 1x23 + 0x22 + 0x21 + 1x20.

ó 110012 = 16 + 8 + 0 + 0 + 1

ó 110012 = 25

 

Bagian c)

ó 11001,012 = 1x24 +1x23 +0x22 +0x21+1x20,0x2-1 +1x2-2.

ó 11001,012 = 16 + 8 + 0 + 0 + 1, 0 + ¼

ó 11001,012 = 25,25

 

 

2.   Bilangan Octal

Bilangan Octal ialah bilangan yang memiliki sandi yang mempunyai delapan buah lambang dasar, yakni : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.

 

Bilangan Desimal – Octal

 

Contoh 7 :

Konversikan 1910 = … 8

 

Pembahasan :


contoh 7

 

Contoh 8 :

Konversikan 17510 = … 8

 

Pembahasan :


contoh 8



Contoh 9 :

Konversikanlah 0,2310 = … 8

 

Pembahasan :


contoh 9



Latihan Mandiri

Konversikanlah nilai desimal berikut ke octal

a)   5410 = …8

b)   0,8510 = …8

c)   25,4510 = …8

 

 

3.   Bilangan Hexadesimal

Bilangan Hexadesimal memiliki sandi sebanyak 16 buah dengan lambang dasarnya, yakni : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F.

 

Tabel konversi Desimal – Hexadesimal – Biner  

 

Bilangan

Desimal

Bilangan

Hexadesimal

Bilangan

Biner

0

0

0000

1

1

0001

2

2

0010

3

3

0011

4

4

0100

5

5

0101

6

6

0110

7

7

0111

8

8

1000

9

9

1001

10

A

1010

11

B

1011

12

C

1100

13

D

1101

14

E

1110

15

F

1111

 

  

Untuk contoh soal konversi bilangan desimal menjadi hexadesimal, pada kesempatan kali ini tidak kita bahas langsung. Lebih dikarenakan untuk meningkatkan kemampuan kita untuk berlatih. Semoga maksud baik ini bermanfaat buat kita semua.

 

Latihan Mandiri

Ubahlah bilangan desimal berikut ini menjadi hexadesimal

a)   2479

b)   3245

c)   258

 

4.   Bilangan Gray

Sistem bilangan Gray lebih dikenal dengan istilah sandi Gray. Sandi Gray adalah sandi tak berbobot yang tidak sesuai bagi operasi aritmatika namun sangat berguna bagi peranti masukan dan keluaran. Pengubah analog ke digital serta peralatan – peralatan bantu lain.

 

Tabel konversi Biner – Gray

Bilangan

Desimal

Bilangan

Biner

Kode

Gray

0

0000

0000

1

0001

0001

2

0010

0011

3

0011

0100

4

0100

0101

5

0101


0110

6

0110

0111

7

0111

1000

8

1000

1001

9

1001

1010

10

1010

1011

11

1011

1100

12

1100

1101

13

1101

1110

14

1110

1111

15

1111

1000

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUNAS 6

TUNAS 3

Ukuran Pemusatan dan Peyebaran Data Berkelompok